Mati dengan Seribu Luka, Eksekusi Lingchi yang Begitu Mengerikan

Hai, Agan, Sista, kalian semua apa kabar? Tetap jaga kesehatan, ya, meski Cuma di rumah aja.

Pernah mendengar ada orang yang dihukum mati? Metode apa yang digunakan? Kursi Listrik, Tembak Mati, Suntik Mati, Gantung, Penggal, atau yang lainnya?

Hukuman-hukuman mati di zaman modern ini biasanya selalu dilakukan dengan meminimalisirkan rasa sakit. Berbeda dengan metode di zaman dahulu yang sangat sadis, bahkan bisa dibilang sangat mengerikan hanya dengan dibayangkan saja. Contohnya seperti Lingchi. Lingchi diartikan sebagai pemotongan yang lambat, proses yang lambat, kematian yang berkepanjangan, atau kematian dengan dengan seribu sayatan.

Mati dengan Seribu Luka, Eksekusi Lingchi yang Begitu Mengerikan
Lingchi mulai digunakan pada 900M dan dilarang pada 1905. Eksekusi Lingchi biasanya dilakukan pada orang yang melakukan kejahatan besar dan tidak terampuni, seperti pengkhianatan, genosida, dan pembunuhan majikan atau majikan orang lain. Kaisar juga pernah menggunakannya untuk mengancam musuh atau kejahatan ringan. Beberapa kaisar juga menerapkan Lingchi ke anggota keluarga musuhnya.

Lingchi memiliki tiga tingkatan, yaitu penghinaan di depan umum, kematian yang lambat, dan hukuman setelah kematian.

Menurut ajaran Konfusianisme tentang bakti, mengubah atau memotong tubuh dianggap tidak berbakti. Oleh karena itu, lingchi adalah pelanggaran terhadap ajaran itu. Banyak orang percaya bahwa hal ini dapat menghambat perjalanan menuju surga.

Prosesi Lingchi diawali dengan mengikat terdakwa di tiang kayu yang diletakkan di tengah-tengah, dengan begitu masyarakat dapat menontonnya dengan jelas. Penyiksaan dimulai ketika algojo telah menutup mata si terdakwa membuat si terdakwa tidak bisa melihat proses eksekusi dan sedikit memberikan teror psikologis. Pemotongan dimulai dengan beberapa pemotongan kecil, seperti pada telinga, hidung, lidah, jari-jari tangan, jari-jari kaki, dan alat kelamin. Setelah itu, pemotongan dilanjutkan ke bagian yang lebih besar, seperti paha.


Seluruh proses dikatakan berlangsung selama tiga hari dengan jumlah pemotongan sebanyak 3.600. Beberapa terdakwa diberi opium untuk meringankan penderitaan, bahkan ada keluarga terdakwa yang langsung meminta untuk ditusuk di jantung agar terdakwa tidak merasakan penderitaan. Ada juga algojo yang baik hati dengan yang melakukan pemotongan pertama di tenggorokan yang menyebabkan kematian; Potongan berikutnya disajikan hanya untuk memotong-motong mayat. Pada prosesi lingchi, terdakwa terkadang tetap dibiarkan hidup hingga mati dengan sendirinya. Kematian biasanya disebabkan karena syok atau kehabisan darah.
 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.